Temankita.com, Samarinda- Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) berupaya memperkuat fasilitas layanan kesehatan (Fasyankes) di lingkungan masyarakat demi menekan kasus kematian pada penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Kepala Dinkes Kaltim Jaya Mualimin mengatakan, angka kematian kasus DBD dapat dicegah dengan diagnosa sedini mungkin pada gejala penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti tersebut.
“Semakin cepat didiagnosa, maka semakin cepat penanganan. Diagnosa tepat, bukan diduga-duga saja. Waktu kritis DBD itu antara dua sampai tujuh hari, kalau sampai hari keempat tidak ditangani, ini yang berbahaya,” ucapnya beberapa waktu lalu.
Dijelaskannya, intervensi cepat pada penanganan DBD dapat dilakukan sejak hari pertama diagnose itu. Ketika pasien sudah dinyatakan positif DBD, segera diberikan penanganan, salah satunya dengan pemasangan infus untuk menambah cairan dalam tubuh. Karena salah satu indikasi kritis pasien DBD adalah karena kekurangan cairan dalam tubuh.
“Antisipasi yang mudah dilakukan, berikan infus untuk menjaga stabilitas cairan dalam tubuh. Pasien DBD biasanya kekurangan cairan karena sering muntah. Setelah intervensi cepat itu, minimal hari kelima sudah recovery,” jelas dokter spesialis kesehatan jiwa ini.
Menyadari pentingnya penanganan pertama ini, Dinkes katanya, berupaya memenuhi fasyankes pada level dasar dengan pemenuhan alat rapid test DBD di seluruh Puskesmas. Di samping itu, peningkatan kompetensi tenaga kesehatan (nakes) juga terus dilakukan demi menciptakan penanganan cepat dan tepat kepada pasien. (AS)
Leave a Reply