Temankita.com, Samarinda- Aliran air bercampur lumpur yang turun dari tebing pegunungan pada Selasa (31/1/2023) petang di Jalan M Said Gang 6 Kelurahan Lok Bahu Kecamatan Sungai Kunjang, membuat warga kalang kabut. Air turun secara tiba-tiba menyebabkan sebagian warga tidak sempat menyelamatkan harta benda mereka dari sapuan banyu coklat pekat itu.
Salah seorang warga yang tinggal di Blok A1 bernama Suhemi mengaku terpaksa tidur di atas kasur basah. Suhemi yang berusia senja itu mengatakan saat air lumpur masuk ke dalam rumahnya, dia tengah menyantap makanan di ruang tengah.
“Saya lagi makan, tiba-tiba saya merasakan kasur tempat saya duduk basah. Bersamaan dengan itu air dengan lumpur masuk ke dalam rumah melalui pintu belakang,” ucap Suhemi, Rabu (1/2/2023) siang.
Suhemi yang tinggal berdua dengan istrinya langsung menutup pintu dapur sebagai upaya mengurangi debit air lumpur masuk ke dalam rumah mereka.
Suhemi mengaku terpaksa tidur di atas kasurnya yang basah lantaran sudah tidak ada tempat lagi untuk tidur.
“Ya mau tidak mau saya tidur di atas kasur basah itu, karena tidak ada lagi tempat tidur yang lainnya,” ucap Suhemi.
Di tempat terpisah, salah seorang pekerja bangunan yang berada di Blok A Gang 6 bernama Agus Sumarno (44) mengaku sempat mengira terjadi tsunami ketika aliran air coklat pekat masuk ke rumahnya.
“Pas maghrib itu kejadiannya. Kami berdua di sini dengar suara gemuruh dari atas. Kemudian saya bertanya ke teman saya Pak Sih suara apa ini..terus kita keluar buka pintu dan melihat air dari atas sana kayak tsunami gitu pak,” tutur Agus Sumarno menggambarkan suasana kedatangan banjir lumpur.
Agus bersama rekannya langsung membendung air tersebut dengan karung berisi pasir di depan teras rumah tersebut agar tidak masuk ke dalam teras.
“Kejadiannya betul-betul mendadak dan cepat,” pungkasnya.
Hari ini pasca sehari kedatangan banjir lumpur, upaya pembersihan yang dilakukan warga dibantu oleh BPBD Kota Samarinda, Dinas Pemadam Kebakaran, Babinkamtibmas, Babinsa dan relawan, berhasil menyingkirkan lumpur sehingga bangunan nyaman ditempati dan jalan kembali bisa dilewati. Sementara warga di rumah umumnya masih berusaha mengeringkan perkakas mereka yang basah terkena air lumpur. (AS)
Leave a Reply