Temankita.com, Samarinda- Pembangunan Smelter Nikel Matte yang dibangun oleh PT Mitra Murni Perkasa (MMP) bagian dari MMS Group Indonesia (MMSGI) resmi dimulai.
Itu ditandai dengan peletakan batu pertama di lokasi MMP Site Kariangau, Balikpapan Barat, Senin (11/9), oleh Menteri Perindustrian Republik Indonesia (Menperin RI) Agus Gumiwang Kartasasmita didampingi Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi, Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud.
“Alhamdulillah, saya mengapresiasi PT MMP telah melakukan investasi hilirisasi Smelter Nikel Matte di Kariangau Balikpapan,” kata Menperin RI Agus Gumiwang Kartasasmita.
Melalui pembangunan Smelter Nikel Matte oleh PT MMP, lanjutnya, Pemerintah Indonesia mendukung karya yang dilakukan perusahaan, termasuk program produksi barang dalam negeri atau peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN) dan tingkat komponen dalam negeri (TKDN).
Ke depan, ketika pengembangan produksi dari hilirisasi Nikel Matte sudah terbentuk, seperti baterai.
Maka, diperkirakan kebutuhan dan penggunaan kendaraan listrik pun meningkat.
“Jika semua berjalan. Pastinya, akan memberikan keuntungan tersendiri bagi produsen. Mulai dari perkembangannya, smelternya maupun perusahaan produksi baterainya,” ungkapnya.
Yang jelas, dikatakannya, jika produknya ini adalah baterai maka sasarannya adalah sektor otomotif.
“Mulai saat ini disiapkan terlebih dulu pengembangan bahan bakunya untuk menjadi baterai. Sehingga, pemerintah meyakini nilai pertumbuhan P3DN meningkatkan,” harapnya.
Karena itu, Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perindustrian RI mengucapkan selamat atas dimulai pembangunan Smelter Nikel Matte Kariangau Balikpapan.
Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi menyampaikan Pemprov Kaltim mengapresiasi atas pembangunan smelter tersebut.
Terlebih Kota Balikpapan, khususnya di Kariangau menjadi lokasi pembangunan pabrik Smelter Nikel Matte oleh PT MMP.
“Ini kehormatan bagi Kaltim, semoga memberikan manfaat bagi masyarakat Kaltim dan bangsa Indonesia,” ucapnya.
Direktur Utama PT MMP Adhi Mustopo menyebutkan Nikel Matte yang ditargetkan mencapai 27.000 metrik ton dengan kandungan nikel 78 persen.
“Tahun 2025, kita sudah bisa produksi baterai. Dengan harapan kita mampu membangun green energi dan green baterai juga,” pungkasnya. (AR)
Leave a Reply