Tuntut Transparansi Kasus Pengoplosan BBM, PMII Gelar Aksi Damai di PT Pertamina Patra Niaga Samarinda

Temankita.com, Samarinda- Puluhan kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Samarinda menggelar aksi damai di depan kantor PT Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Samarinda Group, Selasa (8/4/2025) siang. 

Total ada 100-an massa dalam aksi ini, dan merupakan bentuk protes terhadap dugaan bahan bakar minyam (BBM) yang tak sesuai standar. PT Pertamina Patra Niaga pun dininta bertanggung jawab atas keresahan publik yang ditimbulkan dari dugaan kecurangan distribusi BBM.

Ketua Umum PMII Kota Samarinda, Taufikuddin menyampaikan, aksi ini lahir dari keprihatinan mendalam terhadap kondisi masyarakat yang dirugikan secara ekonomi dan kualitas akibat dugaan oplosan BBM yang mencuat ke publik.

“Ini bukan sekadar isu teknis, ini soal keadilan sosial. Ketika rakyat membeli BBM dengan harga tinggi tapi kualitasnya diragukan, maka itu adalah bentuk pengkhianatan kepada publik,” ungkapnya.

Ia menambahkan, aksi damai ini menjadi bukti bahwa mahasiswa tidak akan tinggal diam ketika ada indikasi kejahatan yang merugikan rakyat.

“Kami datang dengan niat baik dan kepala dingin, tapi dengan sikap yang tegas. Negara ini tidak boleh kalah oleh mafia migas. Kalau pengoplosan ini benar adanya, maka itu bukan sekadar kelalaian, melainkan kejahatan terhadap hak dasar rakyat untuk mendapatkan energi yang layak dan berkualitas,” sampainya.

Dirinya juga mengajak seluruh elemen masyarakat dan mahasiswa untuk ikut serta mengawasi tata kelola energi di Indonesia, khususnya di Kaltim, agar keadilan dan transparansi tidak hanya jadi jargon, tetapi benar-benar terwujud dalam praktik.

PMII Kota Samarinda menyampaikan lima tuntutan utama dalam aksi tersebut:

1. Evaluasi kinerja pengelola PT Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Samarinda Group secara menyeluruh.

2. Hentikan sementara distribusi pertamax dan pertalite sampai hasil uji kualitas BBM dipublikasikan secara transparan kepada masyarakat.

3. Meminta PT Pertamina Patra Niaga bertanggung jawab penuh atas kerugian masyarakat akibat pengoplosan pertamax dan pertalite.

4. Mendesak PT Pertamina Patra Niaga mengusut tuntas dan mengadili oknum-oknum yang terlibat dalam praktik pengoplosan BBM.

5. Meminta agar lokasi operasional PT Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal dipindahkan dari Samarinda jika terbukti melakukan pelanggaran serius yang merugikan publik.

PMII menegaskan akan terus mengawal kasus ini hingga mendapatkan kejelasan hukum dan pertanggungjawaban yang nyata dari pihak-pihak terkait.

“Kami tidak akan berhenti sampai suara rakyat benar-benar didengar. Kami berdiri di sini bukan untuk konflik, tapi untuk keadilan,” tutup Taufikuddin.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *