Temankita.com, Samarinda- Cuaca ekstrem kembali melanda Samarinda, Senin (12/5). Hujan deras menyebabkan banjir dan tanah longsor yang menewaskan lima orang, termasuk empat anggota keluarga dan satu balita yang hanyut. Satu warga lainnya meninggal tersetrum akibat kabel listrik terendam.
Akses jalan HAM Rifaddin di Loa Janan Ilir terputus total. Menyikapi situasi ini, Wali Kota Samarinda Andi Harun menetapkan status darurat bencana selama 14 hari, hingga 25 Mei 2025.
“Ini kondisi luar biasa. Korban sudah berjatuhan, dan infrastruktur kita ikut terdampak parah. Kita perlu penanganan lintas sektor dan dukungan kuat dari provinsi,” ujarnya saat meninjau lokasi terdampak.
Ia menjelaskan, banjir tak hanya disebabkan hujan lokal, tapi juga limpasan air dari wilayah hulu seperti Kutai Kartanegara yang mengalami pembukaan lahan tambang.
Pemkot telah mengupayakan normalisasi sungai, pengerukan, perbaikan drainase, dan patroli wilayah. Namun, Andi menegaskan perlunya kerja sama antardaerah.
“Kami sudah bergerak di tingkat kota. Tapi tanpa sinergi regional, upaya ini tidak akan maksimal,” tegasnya.
Ia mengimbau warga tetap waspada dan aktif menjaga lingkungan. “Kami fokus pada pencegahan agar tidak terjadi korban tambahan,” katanya.
Status darurat ini diharapkan memicu respons cepat dari seluruh elemen menghadapi cuaca ekstrem yang diprediksi masih berlanjut.(Arianto)
Leave a Reply