Temankita.com, JAKARTA- Beberapa pemilik klub Liga 1 musim 2024/2025 memberikan opini positif terhadap penyelenggaraan kompetisi yang dianggap lebih baik dibandingkan musim sebelumnya. Penerapan Video Assistant Referee (VAR), kehadiran wasit asing di beberapa laga krusial, serta kepastian jadwal yang lebih tertata menjadikan kompetisi Liga 1 semakin kompetitif, lebih profesional, dan mendapatkan kepercayaan lebih tinggi dari pemilik klub serta masyarakat. Walaupun ada sejumlah catatan agar kompetisi pamor Liga 1 Indonesia bisa bersaing dengan liga serupa di Kawasan Asia Tenggara.
Chief Executive Officer (CEO) Persebaya Azrul Ananda merasakan pengalaman berbeda setelah tujuh tahun membina klub berjulukan Bajul Ijo itu pada musim kompetisi Liga 1 2024/2025. “Dulu perubahan itu hanya janji saja. Tapi kini di musim ini, perubahan itu benar-benar terjadi karena PSSI di bawah pak Erick mampu mengultimatum operator untuk menjalani banyak perubahan. Mulai dari VAR, penggunaan wasit asing, hingga yang terpenting, kepastian jadwal. Meski ada beberapa kekurangan, tapi skalanya kecil dibandingkan perubahan itu yang mengarah kepada perbaikan mutu dan kualitas liga,” ujar Azrul saat dihubungi Sabtu (24/5/2025).
Hal penting yang disorot Azrul mengenai kepastian jadwal kompetisi yang tidak bentrok dengan agenda timnas ataupun FIFA Match Day. “Bagaimanapun juga klub sepakbola itu sepert perusahaan. Karena penjadwalan kompetisi sudah pasti dan izin pertandingan juga jelas, maka kami sebagai pengelola bisa mengatur klub sebaik mungkin, bahkan lebih professional. Jika hal ini bisa terus ditingkatkan, maka saya optimistis kita bisa menaikkan kualitas liga Indonesia di kevel ASEAN dan Asia,” tambahnya.
Hal serupa juga diungkapkan Direktur Teknik klub Maluku United, Yeyen Tumena. Mantan pemain timnas yang kontraknya sebagai Dirtek diperpanjang usai bersama pelatih Malut, Imran Nahumarury mampu membawa klub debutan itu menduduki peringkat tiga klasemen Liga 1, menilai perubahan dan perbaikan kompetisi musim 2024/2025 telah memberikan angin segar bagi pendatang baru seperti Naga Gamalama, julukan Malut.
“Perubahan di musim ini sangat kondusif bagi klub debutan seperti Malut. Penggunaan VAR membuat fairness meningkat, walau sering terlalu lama juga melihat VAR nya. Bisa 4-6 menit pemain tidak bergerak. Mungkin jika lebih cepat lebih baik lagi agar intensitas pertandingan tidak turun setelah checking VAR yang lama,” ujarnya.
Ia menambahkan agar semua pihak harus lebih sabar dan mengerti bahwa tidak semua momentum bisa VAR. Oleh karena itu, dirinya mengapresiasi keberadaan wasit asing yang punya kualitas dalam memimpin pertandingan. “Ada kalanya official tim latah, dan semua kejadian meminta VAR. Hal berbeda jika wasit asing yang pimpin. Mereka lebih tegas, pemain lebih respect. Bahkan jika ada VAR, wasit asing jarang sampai harus lihat moment ulangan di TV VAR karena sepenuhnya percaya pada wasit di ruangan VAR, sehingga tidak perlu waktu lama checking VAR dan mengganggu jalannya pertandingan,” lanjut Yeyen.
Ya, keseimbangan persaingan di Liga 1 musim 2024/2025 yang jauh lebih baik juga diakui Presiden Persik Kediri, Arthur Irawan. Dengan membandingkan dinamika kompetisi profesional di bawah PT LIB selama tiga tahun terakhir, ia menilai musim 2024/2025 persaingan antar klub jauh lebih ketat. Artinya, saat ini tidak ada jaminan tim tuan rumah bisa meraih kemenangan di setiap laga kandang.
“Faktor VAR, wasit yang kompeten, bahkan wasit asing memberikan pengaruh terhadap keseimbangan persaingan atau competitive balance yang menunjukkan perkembangan signifikan. Contoh, pada musim 2022/2023, kemenangan tim tuan rumah mencapai 49 persen. Musim 2023/2024, home win-nya 47 persen. Kini di musim 2024/2025 sementara di angka 43 persen. Ini menandakan, makin fair dan tidak ada jaminan tim tuan rumah akan mudah menang,” jelas Arthur Irawan.
Dorongan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir mengenai sinkronisasi jadwal pertandingan Liga 1 untuk tiga tahun ke depan dan tidak tabrakan dengan agenda Timnas yang dieksekusi dengan baik oleh PT LIB juga diakui pemilik klub memberikan dampak positif dalam banyak hal.
Dalam aspek managerial, klub lebih mudah mengatur dan tidak lagi dirugikan seperti sebelumya karena jadwal pertandingan yang pasti. “Dalam catatan kami, total perubahan jadwal pertandingan per musimnya mengalami penurunan dalam tiga musim terakhir,” tambah Arthur.
Menurut Yeyen Tumena, kepastian jadwal sangat membantu klub mempersiapkan segala sesuatunya. Terlebih di sepakbola modern semuanya hal harus di design dan bukan dengan dadakan. “Sedikit masukan terkait jadwal, ketika ada FIFA Matchday dan kompetisi libur, maka akan terjadi tim dipaksa bermain dengan jadwal yang lebih padat, 6-7 pertandingan dalam 3 minggu dari seharusnya sekali dalam seminggu. Hal ini memunculkan resiko banyak pemain mengalami cedera karena kekurangan waktu recovery,” ungkap Yeyen.(Wid)
Leave a Reply