Temankita.com, Samarinda– Fenomena pusaran angin di atas permukaan laut atau waterspout sempat terlihat di perairan sekitar Teluk Balikpapan dan mengundang perhatian masyarakat. Video dan foto kejadian tersebut beredar luas di media sosial. Menimbulkan rasa penasaran sekaligus kekhawatiran di kalangan warga.
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi SAMS Balikpapan, Kukuh Ribudiyanto, menjelaskan waterspout adalah fenomena atmosfer yang serupa dengan puting beliung, hanya saja terjadi di atas perairan. Fenomena ini umumnya muncul pada masa peralihan musim, seperti yang kini sedang berlangsung.
“Kalau di darat kita kenal dengan istilah puting beliung, tapi kalau terjadi di laut disebut waterspout. Secara proses, keduanya terjadi dengan cara yang sama,” jelasnya, Sabtu (31/5/2025).
Fenomena tersebut bermula dari pembentukan awan Cumulonimbus (Cb), awan besar yang kerap menjadi tanda cuaca ekstrem. Di dalam awan ini, terjadi turbulensi kuat yang menciptakan pusaran udara dengan tekanan rendah di pusatnya.
“Pusaran inilah yang kemudian menjulur ke bawah dan membentuk seperti corong. Kalau corong itu menyentuh permukaan laut, maka terjadilah waterspout,” terangnya.
Kondisi cuaca di masa peralihan, ditandai oleh pemanasan intens di pagi hari, mempercepat penguapan air laut dan memicu pertumbuhan awan Cumulonimbus yang aktif. Awan jenis ini tidak hanya berpotensi menyebabkan waterspout, tetapi juga membawa hujan lebat berdurasi singkat, angin kencang, hingga petir.
“Radiasi matahari yang tinggi di pagi hari mempercepat proses penguapan di permukaan laut. Hal ini menyebabkan tumbuhnya awan Cumulonimbus yang sangat aktif,” tambahnya.
BMKG mengimbau masyarakat pesisir, khususnya para nelayan dan pelaku pelayaran di perairan Balikpapan, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem selama masa peralihan musim.(*)
Leave a Reply