TemanKita com, Jakarta – 16 Agustus 2025 Kritik terhadap kinerja sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kembali mencuat. Himpunan Mahasiswa Manajemen Indonesia (HMMI) secara tegas meminta pemerintah melakukan langkah drastis: membubarkan BUMN yang gagal memenuhi mandatnya dan menyerahkan pengelolaan aset kepada Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara.
Seruan mahasiswa ini sejalan dengan sorotan Presiden Prabowo Subianto dalam pidato kenegaraan 15 Agustus 2025, di mana Presiden menekankan perlunya pembenahan BUMN agar tidak terus merugikan negara.
“Banyak BUMN rugi tapi komisarisnya banyak. Saya tugaskan BPI Danantara untuk membereskan ini. Kalau tidak mau tanpa tantiem, berhenti! Anak muda siap menggantikan mereka,” ujar Presiden Prabowo.
Kerugian BUMN Jadi Sorotan
HMMI menilai kerugian yang dialami BUMN sudah mengkhawatirkan. PT Kereta Api Indonesia (Persero), pemimpin konsorsium proyek kereta cepat KCIC, mencatat kerugian Rp1,62 triliun pada semester I 2025. Di sisi lain, PT Waskita Karya (Persero) Tbk juga masih membukukan rugi Rp3,6 triliun pada kuartal III 2024.
“Kerugian ini menambah beban anggaran negara. Banyak aset dikelola tanpa profesionalitas, bahkan ada indikasi penyalahgunaan wewenang,” ungkap Husein Firdaus, Ketua Umum HMMI.
Usulan Alih Kelola ke BPI Danantara
Menurut HMMI, model pengelolaan BUMN saat ini dinilai tidak efisien. Sebagai alternatif, mahasiswa mendorong agar seluruh aset negara yang saat ini dikelola BUMN dialihkan ke BPI Danantara, lembaga investasi yang dianggap memiliki tata kelola lebih modern, transparan, dan akuntabel.
“BPI Danantara mampu mengoptimalkan aset negara dengan cara yang lebih profesional, sehingga rakyat mendapatkan manfaat nyata, bukan kerugian,” tambah Husein.
Ajakan Perubahan
Meski seruan ini menuai pro dan kontra, HMMI menegaskan sikapnya: BUMN yang terus-menerus merugi harus dibubarkan, sementara pengelolaan aset negara harus diarahkan agar menghasilkan keuntungan bagi rakyat. (AR)
Leave a Reply