Temankita.com, SAMARINDA – Universitas Mulawarman (Unmul) memberikan klarifikasi terkait temuan lukisan bergambar lambang Partai Komunis Indonesia (PKI) di Kampus 2 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Jalan Banggeris Samarinda. Pihak kampus menegaskan benda tersebut murni merupakan alat peraga akademik, bukan upaya penyebaran ideologi terlarang.
“Ini tidak terkait dengan gerakan ideologi terlarang, melainkan hanya untuk peraga pembelajaran tentang sejarah demokrasi Indonesia,” kata Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unmul, Prof Moh Bahzar, Selasa (2/9/2025).
Ia menjelaskan, lukisan itu merupakan hasil materi perkuliahan mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Sejarah. Visualisasi lambang partai, termasuk PKI, dibuat untuk membantu mahasiswa memahami konstelasi politik pada era Presiden Soekarno.
“Itu murni untuk pembelajaran sejarah. Mahasiswa sedang mempelajari konstelasi politik pada era Soekarno, di mana saat itu terdapat beberapa partai besar, termasuk PKI,” ujar Prof Bahzar.
Pihak rektorat telah memanggil program studi terkait dan hasilnya mengonfirmasi bahwa karya tersebut adalah murni kebutuhan akademik. Prof Bahzar juga menegaskan tidak ada kaitannya dengan penyebaran paham komunisme atau aktivitas terorisme.
“Pihak kampus menjamin ini tidak ada hubungannya dengan gerakan terlarang. Ini murni konteks akademik, karena mahasiswa sejarah harus belajar tentang apa saja yang terjadi di masa lalu, dari era Orde Lama hingga Reformasi,” tegasnya.
Sebelumnya, lukisan berlambang PKI itu ditemukan polisi dalam penggerebekan di salah satu gedung FKIP Unmul. Dalam operasi yang sama, aparat juga menyita 27 bom molotov yang diduga akan digunakan dalam aksi demonstrasi 1 September 2025.
Polisi kini telah menetapkan empat mahasiswa sebagai terduga perakit bom molotov. Sementara itu, pihak universitas menegaskan bahwa kasus bom molotov sepenuhnya ditangani aparat penegak hukum, dan tidak terkait dengan aktivitas akademik kampus.
“Universitas menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian. Aktivitas akademik tetap berjalan sesuai koridor keilmuan,” tutup Prof Bahzar.(Ar)
Leave a Reply