Temankita.com, Samarinda – Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud terus mendorong peningkatan sumber penerimaan daerah melalui optimalisasi Participating Interest (PI) 10 persen dari sejumlah blok minyak dan gas (migas) di wilayah Benua Etam.
Menurut Rudy, Kaltim masih menjadi salah satu daerah penghasil migas terbesar di Indonesia, sehingga sudah sewajarnya daerah memperoleh manfaat yang lebih besar dari aktivitas industri hulu migas.
“Saat ini Kaltim masih menjadi daerah penghasil minyak dan gas terbesar di Indonesia, sehingga wajar kami memperjuangkan partisipasi dari perusahaan yang telah mengambil sumber daya alam di wilayah Kaltim,” ujar Rudy dalam keterangannya di Samarinda, Rabu (30/10/2025).
Ia mengungkapkan terdapat 41 wilayah kerja (WK) migas di Kaltim, dengan 28 WK sudah dalam tahap eksploitasi. Sebanyak 32 WK berada dalam batas 12 mil laut, sementara 9 WK lainnya di luar batas tersebut.
Beberapa wilayah kerja yang telah memberikan alokasi PI 10 persen di antaranya WK Mahakam yang dikelola PT Pertamina Hulu Mahakam dan WK Sangasanga yang dikelola PT Pertamina Hulu Sangasanga, keduanya kini sudah melibatkan BUMD Kaltim.
Sementara WK East Kalimantan dan WK Attaka yang dikelola PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur masih dalam proses penyelesaian.
Selain itu, Pemprov Kaltim juga tengah memperjuangkan PI 10 persen dari wilayah kerja tahap pengembangan pertama (POD I) seperti:
- WK Bontang (Salamander Bontang Pte Ltd)
- WK Wain (Indo Sino)
- WK Rapak (Chevron Rapak Ltd)
- WK Ganal (Chevron Ganal Ltd)
- WK Paser (Paser Petroleum Resources Ltd)
- WK South Bengara I (SDA South Bengara)
“Kami akan terus berjuang meningkatkan penerimaan daerah, salah satunya dari blok-blok migas melalui PI 10 persen. Kami juga mendorong agar pengelolaan sumur-sumur tua bisa dilakukan BUMD, sehingga peran BUMD lebih dioptimalkan,” tegas Rudy.
Peluang lainnya juga datang dari PT Eni yang mengelola Wilayah Kerja East Sepinggan di Lapangan Merakes, dengan potensi produksi gas mencapai 100 juta kaki kubik per hari atau setara 18.000 barel minyak per hari.
PI 10 persen dari Lapangan Merakes direncanakan akan diterima dalam bentuk gas untuk dikelola langsung oleh BUMD Kaltim.
“Kami berharap manfaat sektor migas bisa lebih besar dinikmati daerah penghasil, sekaligus tetap memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional,” tutur Rudy.
Pemprov Kaltim juga terus melakukan konsultasi dan koordinasi dengan Kementerian ESDM terkait penawaran PI 10 persen di wilayah kerja migas baru serta pengembangan lapangan pertama.
Sebagai penutup, Rudy menegaskan komitmen Pemprov Kaltim untuk menjadi fasilitator dan mediator dalam setiap dinamika sosial antara pelaku usaha migas, pemerintah, dan masyarakat.(Ar)












Leave a Reply