TemanKita.com – Pernah merasakan bahu terasa kaku, nyeri, dan sulit digerakkan seolah “membeku”? Hati-hati, bisa jadi itu tanda frozen shoulder atau bahu beku, kondisi yang sering muncul tanpa disadari dan bisa berlangsung hingga berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Menurut Fenie Herdayanti, Founder Healthy Food Samarinda, frozen shoulder adalah kondisi ketika kapsul sendi di bahu menebal dan mengencang, membuat ruang gerak menjadi sempit. “Penderitanya biasanya mengeluh bahu sulit diangkat, terasa nyeri saat digerakkan, terutama saat berpakaian atau mengangkat tangan ke atas kepala,” jelasnya.
Kondisi ini paling sering dialami oleh orang berusia 40–60 tahun, dan lebih banyak terjadi pada wanita. Selain faktor usia, risiko meningkat pada penderita diabetes, hipotiroid, atau mereka yang jarang menggerakkan bahu akibat cedera atau operasi.
“Orang yang baru sembuh dari patah tulang atau terbiasa tidak menggerakkan lengan dalam waktu lama juga lebih rentan terkena bahu beku,” tambah Fenie.
Frozen shoulder berkembang melalui tiga tahap:
- Tahap Membeku (Freezing): Nyeri makin terasa dan gerak bahu semakin terbatas.
- Tahap Beku (Frozen): Nyeri berkurang, tetapi bahu sangat kaku.
- Tahap Mencair (Thawing): Perlahan gerak mulai pulih, meski butuh waktu panjang.
Proses ini bisa berlangsung antara enam bulan hingga dua tahun, tergantung kondisi dan perawatan yang dilakukan.
Bisa Sembuh, Asal Tekun dan Sabar
Kabar baiknya, frozen shoulder bisa sembuh total tanpa operasi, asal pasien rajin melakukan latihan peregangan dan terapi fisik.
Beberapa latihan sederhana yang bisa dilakukan di rumah, antara lain:
- Pendulum stretch: Biarkan lengan menggantung dan ayunkan perlahan seperti bandul.
- Cross-body stretch: Tarik perlahan lengan yang sakit ke arah tubuh.
- Towel stretch: Gunakan handuk di belakang punggung dan tarik lembut dengan tangan sehat.
Selain itu, kompres hangat dan obat antiinflamasi ringan juga membantu mengurangi nyeri. Pada kasus berat, dokter bisa menyarankan suntikan kortikosteroid atau terapi lanjutan.
Pola Makan Juga Pentin
Selain terapi fisik, dr. Fenie menekankan pentingnya pola makan yang mendukung pemulihan sendi.
“Makanan antiinflamasi alami membantu menekan peradangan dan mempercepat pemulihan jaringan,” ujarnya.
Berikut rekomendasi makanan untuk penderita frozen shoulder:
✅ Konsumsi yang dianjurkan:
- Ikan berlemak seperti salmon, tuna, sarden – tinggi omega-3 yang bantu kurangi nyeri sendi.
- Buah dan sayur kaya antioksidan seperti bayam, brokoli, blueberry, dan jeruk.
- Sumber protein sehat seperti tahu, tempe, ayam tanpa kulit, dan yogurt rendah lemak.
- Lemak sehat dari minyak zaitun, alpukat, dan kacang-kacangan.
- Air putih cukup untuk menjaga kelenturan otot dan sendi.
🚫 Yang sebaiknya dihindari:
- Makanan ultra-proses seperti sosis, nugget, dan mie instan.
- Gula dan minuman manis berlebih.
- Gorengan serta lemak jenuh.
- Alkohol dan rokok.
“Prinsipnya sederhana: makin alami makananmu, makin cepat tubuh pulih,” tambah Fenie.
Pesan Penting: Jangan Biarkan Bahu Diam Terlalu Lama
“Semakin lama bahu tidak digerakkan, semakin tinggi risiko menjadi beku,” tegas Fenie. Ia menyarankan agar masyarakat mulai membiasakan aktivitas ringan untuk menjaga kelenturan sendi, terutama bagi pekerja kantoran yang sering duduk lama.
Frozen shoulder memang bukan penyakit berbahaya, tapi bisa sangat mengganggu aktivitas harian jika diabaikan. Jadi, jika bahu terasa kaku tanpa sebab yang jelas, jangan tunda untuk berkonsultasi ke dokter atau fisioterapis.












Leave a Reply