Advertisement

IKA Faperta Unmul dan LBN Bersinergi Salurkan Bantuan Banjir Sumatera, Dana Terkumpul Rp250 Juta

TemanKita.com – Gelombang solidaritas lintas daerah kembali menguat di tengah bencana banjir yang melanda Sumatera. Dari Kalimantan Timur, kepedulian dan rasa persaudaraan mengalir menuju berbagai wilayah terdampak. Laskar Borneo Nusantara (LBN) bersama Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman (IKA Faperta Unmul) bahu-membahu menyalurkan bantuan kemanusiaan, dengan total dana donasi yang berhasil dihimpun mencapai Rp250 juta.

Dana tersebut dikumpulkan oleh Laskar Borneo Nusantara (LBN) untuk membantu korban banjir di sejumlah wilayah Sumatera, meliputi Padang (Sumatera Barat), Sumatera Utara, dan Aceh. Salah satu fokus utama penyaluran bantuan berada di Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, yang hingga kini masih berjibaku dengan dampak banjir cukup parah.

Solidaritas ini menjadi bukti bahwa jarak geografis tidak pernah menjadi penghalang untuk saling membantu. Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Kalimantan Timur terhubung oleh ikatan sosial, perantauan, pendidikan, serta persaudaraan kebangsaan. Ketika banjir melanda, rasa senasib dan sepenanggungan itu kembali terpatri kuat.

Curah hujan tinggi yang terjadi dalam beberapa hari terakhir menyebabkan sungai meluap dan merendam permukiman warga, lahan pertanian, serta fasilitas umum. Aktivitas ekonomi lumpuh, rumah warga mengalami kerusakan, dan ribuan masyarakat harus berjuang memenuhi kebutuhan dasar seperti air bersih, pangan, serta perlengkapan rumah tangga. Dalam kondisi darurat tersebut, kehadiran bantuan kemanusiaan menjadi harapan bagi warga terdampak.

IKA Faperta Unmul diketahui telah lebih dahulu hadir di lokasi bencana sebagai bentuk respons cepat terhadap situasi darurat, khususnya di Aceh Tamiang. Kehadiran ini tidak hanya membawa bantuan logistik, tetapi juga pesan moral bahwa masyarakat terdampak tidak sendiri. Aksi kemanusiaan ini kemudian diperkuat oleh LBN yang menyalurkan bantuan melalui Fahrizal, bersama jaringan koordinator lokal di wilayah Ayang, Aceh Tamiang, sehingga bantuan dapat tepat sasaran dan menjangkau warga yang paling membutuhkan.

Bantuan kemanusiaan disalurkan secara berkelanjutan dan disesuaikan dengan kebutuhan riil di lapangan. Hingga kini, relawan telah menyediakan air bersih setiap hari, mendistribusikan nasi siap saji, serta memastikan kebutuhan pangan warga terdampak tetap terpenuhi.

Pada 28 Desember, wujud solidaritas tersebut kembali terlihat melalui penyaluran bantuan lanjutan berupa kompor gas, rice cooker (magic com), matras, serta paket sembako. Bantuan ini sangat berarti bagi warga yang kehilangan peralatan rumah tangga dan belum mampu kembali menjalani kehidupan normal pascabanjir.

Fahrizal selaku Ketua IKA Faperta Unmul sekaligus perwakilan Himpunan Masyarakat Aceh di Samarinda menyampaikan apresiasi mendalam kepada seluruh pihak yang telah bergotong royong dalam aksi kemanusiaan ini.

“Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada para donatur di Samarinda dan Kalimantan Timur yang telah menunjukkan kepedulian, empati, dan rasa persaudaraan kepada saudara-saudara kami di Sumatera, khususnya Aceh,” ujar Fahrizal.

Ucapan terima kasih secara khusus disampaikan kepada H. Nazharudin selaku Ketua Umum Laskar Borneo Nusantara Samarinda, H. Sumartono, H. Pendi, para dermawan di Perumahan Pondok Surya Indah Samarinda, Rumah Makan Padang Zam-Zam Samarinda, serta seluruh pihak lain yang telah berkontribusi meski tidak disebutkan satu per satu.

Lebih lanjut, Fahrizal menegaskan bahwa bantuan kemanusiaan ini tidak berhenti pada tahap tanggap darurat semata. Menurutnya, pemulihan pascabencana membutuhkan waktu panjang dan dukungan berkelanjutan dari berbagai elemen bangsa.

“Musibah ini adalah duka kita bersama sebagai satu bangsa. Pemulihan tidak bisa selesai dalam satu bulan atau satu tahun. Karena itu, kami mengajak seluruh elemen masyarakat di seluruh Indonesia untuk terus menjaga semangat gotong royong dan solidaritas nasional. Bersama, kita ringankan beban saudara-saudara kita di Padang, Sumatera Utara, dan Aceh, serta membuktikan bahwa kemanusiaan adalah kekuatan Indonesia,” pungkasnya.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *