Sebatang Kara, Tidur Bersama Ayam di Rumah Tak Layak Huni

Temankita.com, Samarinda-Seorang kakek bernama Suhud atau biasa dipanggil Mbah Suhud berusia sekitar 70 tahun harus tinggal seorang diri di rumah yang tidak layak huni di Jalan Poros Samarinda Bontang, Guntung Lai RT 26 Kelurahan Tanah Merah Kecamatan Samarinda Utara.

Ia terpaksa tinggal di rumah berukuran sekitar 2×3 meter yang tak memiliki kamar mandi, dengan bahan bangunan berasal dari sisa bekas bangunan, sedangkan sebagian dinding ditutupi dengan susunan seng bekas tidak beraturan serta dinding papan yang sudah lapuk dimakan usia, serta sebagian dindingnya tidak tertutup dan berlantaikan tanah.

Kondisi rumahnya yang memprihatinkan tersebut, membuat dirinya hamper setiap malam tidak bisa tidur nyenyak terutama bila turun hujan, pasalnya rumah yang ia huni sering bocor. Lebih miris lagi, Mbah Suhud terpaksa tidur dengan ayam peliharaannya dan terlihat kotoran ayam berada di mana-mana menambah kesan tempat tinggalnya sangat tidak higienis.

Saat ditemui, mbah Suhud terlihat kusut, rambut putih, keriput yang menghiasi wajahnya serta telapak kaki yang kotor dan berdebu dan menggunakan baju berwarna orange yang sudah lusuh. “Saya dulu lahir di Jawa Tengah, Magelang Kecamatan Sawangan Desa Wonolelo untuk tahun lahirnya saya sudah lupa tahun berapa,” ucap Mbah Suhud belum lama ini.

Aktvitas Mbah Suhud setiap kali bangun pagi yakni memberi makan hewan ternaknya. Usai itu, meski sudah berumur, Mbah Suhud masih menyempatkan diri untuk berolahraga sebelum mandi di sebuah sumur milik warga yang tidak begitu jauh dari gubuknya.

“Saya sempat tinggal di Makroman dan sempat sakit Malaria kurang lebih 4 bulan saat sudah menikah, padahal saya sudah berusaha mencukupi kebutuhan hidup tapi namanya dia (istri) memilih kawin dengan orang lain, ya saya persilahkan saja,” terangnya.

Selama tinggal di gubuk tersebut, Mbah Suhud mengatakan untuk kebutuhan sehari-hari berharap belas kasihan orang. “Jika tidak ada yang mengatari makanan, saya akan menumpang kendaraan yang melintas, ke rumah sepupu yang ada di Tanah Merahuntuk minta makan, ya kalau tidak ada tumpangan saya akan berjalan kaki sejauh kurang lebih 3 kilometer,” ucapnya sambil terbata-bata.

Sementara untuk makanan hewan ternaknya, Mbah Suhud juga menumpang kendaraan ke kawasan dekat Perumahan Talang Sari dibawah tanjakan Gunung Tangga. “Saya nyarinya ya di tempat sampah gitu untuk makanan ayam,” jelasnya.
Salah seorang warga Tanah Merah, Elly (37) mengatakan, sejumlah relawan di Tanah Merah apabila ada kegiatan selalu mencantumkan Mbah Suhud dalam daftar penerimaan bantuan. Elly juga menyebutkan, Mbah Suhud juga mendapatkan Program Keluraga Harapan (PKH) dari pemerintah yang diterimanya tiap bulan.

“Cuma namanya orang kebutuhannya tidak cuma beras kan, kalau untuk yang lain-lain mbah carinya di luar,” jelasnya.
Sementara Ketua TRC-PPA Kaltim, Rina Zainun mengatakan cukup prihatin dengan kondisi Mbah Suhud dan memberikan sembako untuk keperluan sehari-harinya.

“Miris sekali melihat orang dalam satu gubuk tinggal dengan hewan dan kotoran hewan serta ada sisa makanan ayamnya kemudian ayamnya berkeliaran di dalam, itu sangat tidak higienis sekali, ini mamusia loh bukan hewan,” ucap Rina.
Rina berharap ada bantuan dari pihak pemerintah terkait tempat tinggal yang sangat tidak layak ditempati tersebut. (AR)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *