Abdul Rahman Agus Desak CSR Tambang di Kutai Barat Lebih Pro Rakyat

Temankita.com, Balikpapan, — Dalam rapat kerja Komisi III DPRD Kalimantan Timur bersama Dinas ESDM dan sejumlah perusahaan tambang di Hotel Grand Jatra Balikpapan, Anggota Komisi III dari daerah pemilihan Kutai Barat dan Mahakam Ulu, Abdul Rahman Agus, menyampaikan kritik keras terkait pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang dinilainya belum tepat sasaran.

Rapat tersebut dihadiri oleh beberapa perusahaan tambang besar yang beroperasi di Kalimantan Timur, di antaranya PT. Batu Bara Selaras Sapta, PT. Indominco Mandiri, PT. Multi Harapan Utama, PT. Kideco, PT. Insani Bara Perkasa, PT. Trubaindo Coal Mining, PT. Tanito Harum. Hanya saja, PT. Gunung Bayan Pratama Coal dan PT. Perjasa Inakakerta meminta dijadwalkan ulang.

Dalam pernyataannya, Abdul Rahman menegaskan bahwa pelaksanaan CSR harus diarahkan untuk kepentingan masyarakat secara luas, bukan hanya proyek-proyek simbolik atau yang hanya dinikmati segelintir pihak.

“Maksud saya, CSR itu yang berguna untuk masyarakat. Prioritasnya itu sekolah, puskesmas, dan jalan. Kalau cuma sarang burung atau bantuan sapi, itu kan hanya kelompok atau orang-orang tertentu saja yang menikmati,” ujar Abdul Rahman.

Ia juga mengungkapkan adanya ketimpangan antara besarnya pendapatan perusahaan tambang dengan realisasi dana CSR yang dikeluarkan. Salah satu perusahaan di wilayah Kutai Barat disebut memperoleh pendapatan lumayan besar pada tahun 2024, namun hanya mengalokasikan sekitar Rp4,7 miliar untuk CSR.

“Seharusnya mereka mengeluarkan sekitar Rp15 miliar. CSR itu minimal 2 persen dari penghasilan. Kalau hanya 4 miliar lebih, itu jauh dari cukup,” tegasnya.

Abdul Rahman menekankan bahwa perusahaan tambang harus hadir secara nyata dalam pembangunan daerah, khususnya di wilayah operasional mereka. Fasilitas pendidikan, layanan kesehatan, dan infrastruktur jalan harus menjadi prioritas utama dari program CSR.

“Kami akan terus kawal agar CSR benar-benar menyentuh kebutuhan dasar masyarakat, bukan hanya proyek yang bagus di laporan, tapi tidak terasa di lapangan,” tutupnya.(Ar)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *