Gaya Hidup Langganan: Tren Milenial dan Gen Z yang Diam-diam Bikin Boros

Temankita.com, Samarinda- Zaman digital telah mengubah cara generasi milenial dan Gen Z menikmati hidup. Kini, hampir semua kebutuhan bisa dipenuhi dengan sistem berlangganan — mulai dari film, musik, makanan, hingga belanja kebutuhan harian. Gaya hidup ini dikenal dengan istilah subscription lifestyle.

Awalnya, sistem langganan dianggap sebagai bentuk kebebasan finansial modern: cukup satu klik, semua kebutuhan terpenuhi tanpa repot. Namun, di balik kemudahannya, gaya hidup ini mulai menimbulkan “beban tak kasat mata”berupa pengeluaran rutin yang sering kali tak terasa.

“Banyak anak muda tidak sadar kalau langganan mereka—yang tampak kecil tiap bulan—sebenarnya menumpuk jadi beban besar dalam jangka panjang,” kata seorang analis keuangan di Samarinda, Jumat (11/10/2025).


💳 Langganan di Mana-mana, Saldo Cepat Hilang

Dari Netflix, Spotify, Disney+, YouTube Premium, hingga layanan pesan makanan dan gym membership — daftar pengeluaran rutin makin panjang. Autodebet membuat banyak orang lupa mengecek total tagihan tiap bulan.

Fenomena ini menunjukkan bahwa kemudahan akses digital sering kali membuat pengguna kehilangan kendali atas pengeluarannya.

“Rasanya ringan karena otomatis dipotong. Padahal, kalau dijumlahkan, bisa setara cicilan motor,” ujarnya.


📉 Cara Bijak Mengatur Subscription Lifestyle

Agar tak terjebak dalam jebakan “langganan permanen”, berikut tips sederhana untuk menjaga keuangan tetap sehat:

  1. Pilih yang benar-benar dipakai.
    Sebelum daftar, pikirkan dulu seberapa sering layanan itu benar-benar digunakan. Kalau jarang, lebih baik berhenti berlangganan.
  2. Cek tagihan secara rutin.
    Biasakan meninjau daftar autodebet agar tahu mana langganan yang sudah tidak relevan.
  3. Manfaatkan paket keluarga atau bundling.
    Banyak platform menawarkan paket gabungan atau keluarga dengan harga jauh lebih hemat.
  4. Terapkan delayed gratification.
    Tahan keinginan berlangganan layanan baru hanya karena tren. Tunggu beberapa hari untuk menilai apakah memang dibutuhkan.
  5. Evaluasi tiap 3–6 bulan.
    Kebutuhan berubah seiring waktu. Lakukan evaluasi berkala agar langganan yang tak lagi penting bisa dihentikan.

💡 Bijak di Era Digital

Subscription lifestyle sejatinya tidak buruk, selama dikelola dengan cerdas. Dengan kontrol yang baik, generasi muda bisa tetap menikmati kemudahan digital tanpa harus kehilangan keseimbangan finansialnya.

“Intinya bukan soal berhenti berlangganan, tapi bagaimana menjadi pengguna yang sadar dan terencana,” pungkasnya.(Ar)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *