Pemprov Kaltim Perkuat Sinergi untuk Tekan Angka Stunting di Daerah

Temankita.com, Samarinda – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) terus memperkuat langkah konkret dalam menurunkan angka stunting di daerah. Upaya ini diwujudkan melalui Rapat Persiapan Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Penurunan Stunting, yang digelar di Ruang Tepian 2, Kantor Gubernur Kaltim, Jumat (7/11/2025).

Rapat dipimpin langsung oleh Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim, Sri Wahyuni, dan dihadiri sejumlah kepala perangkat daerah, di antaranya Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kaltim Noryani SorayalitaKepala BPS Kaltim Dr. Yusniar Juliana, serta Kepala Dinas Sosial Kaltim Andi Muhammad Ishak, bersama perwakilan instansi terkait lainnya.

Sri Wahyuni menegaskan, rapat persiapan ini menjadi langkah penting untuk memetakan masalah dan menyusun strategi sebelum pelaksanaan Rakor tingkat kabupaten/kota yang rencananya akan dipimpin langsung oleh Wakil Gubernur Kaltim pada pekan mendatang.

“InsyaAllah minggu depan Bapak Wakil Gubernur akan berkenan memimpin Rakor se-Kabupaten/Kota. Nah, sebelum itu, melalui rapat hari ini kita berupaya memetakan hal-hal penting yang akan dibahas dan disampaikan dalam Rakor tersebut,” ujar Sri.

Menurutnya, persoalan stunting di tiap daerah berbeda-beda. Samarinda dan Kutai Timur, misalnya, masih menghadapi kendala dalam inventarisasi data dan pelaksanaan monitoring. Sementara Kutai Kartanegara menunjukkan penurunan signifikan, namun koordinasi antar tim masih perlu diperkuat.

“Kita perlu memastikan apakah intervensinya sudah tepat, apakah kolaborasi program dan sasaran sudah sesuai. Ini menjadi dasar dalam melakukan supervisi dan fasilitasi kepada kabupaten/kota,” tegasnya.

Di sisi lain, Kepala DP3A Kaltim Noryani Sorayalita mengungkapkan bahwa penurunan angka stunting di Kaltim masih tergolong kecil.
“Pada tahun 2023 angka stunting kita berada di 22,9 persen, dan tahun 2024 turun menjadi 22,2 persen. Jadi hanya turun 0,7 persen, ini belum menunjukkan hasil yang cukup signifikan,” ungkapnya.

DP3A Kaltim, lanjutnya, berinisiatif untuk membentuk kembali Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS)meskipun masa kerja tim sebelumnya telah berakhir sesuai Perpres Nomor 72 Tahun 2021.

Dari 10 kabupaten/kota di Kaltim, empat daerah tercatat mengalami penurunan prevalensi stunting. Kota Bontangmenjadi yang tertinggi dengan penurunan dari 27,4 persen menjadi 20,7 persen atau turun 7,3 persen. Sementara Kutai Kartanegara mencatat angka stunting terendah, yakni 14,2 persen.

Sebaliknya, Kutai Barat mencatat angka tertinggi sebesar 27,6 persen, disusul Mahakam Ulu yang meningkat 9,5 persen, serta Samarinda yang naik 4,1 persen.

Noryani menyebut, pihaknya telah mengirim surat kepada seluruh kabupaten/kota untuk melaporkan capaian, kendala, serta rencana aksi selama periode 2022–2024.

Pemprov Kaltim menegaskan, sinergi antarperangkat daerah dan kolaborasi lintas sektor menjadi kunci utama dalam percepatan penurunan stunting. Hasil evaluasi menyeluruh dari masing-masing daerah akan menjadi dasar penyusunan strategi baru yang lebih efektif dalam Rakor mendatang.(Ar)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *