Temankita.com, Samarinda-Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) akan fokus memperbaiki permasalahan gizi, dikarenakn kekurangan gizi di Indonesia masih merupakan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Kepala Dinkes Kaltim Jaya Mualimin mengatakan, permasalahan ini disebabkan oleh banyak faktor, baik yang merupakan penyebab langsung, tidak langsung ataupun penyebab dasar (akar masalah).
Beberapa masalah seperti kemiskinan, pengetahuan, pola pengasuhan, bencana alam, ketersediaan pangan dan ketersediaan pelayanan kesehatan berakar pada masalah kebijakan ekonomi dan politik suatu negara yang merupakan masalah utama dan mendasar. Masalah ini akhirnya akan berdampak pada asupan gizi dan terjadinya penyakit infeksi.
Oleh karena itu Jaya mengungkapkan, pemantauan anak di Posyandu sangat berperan penting bagi pemantuan tumbuh kembang anak sehingga masalah yang bisa muncul dapat segera dilakukan intervensi.
“Dinkes Kaltim akan melakukan satu gerakan bersama untuk mengaktifkan posyandu bersama dengan dinas pemerintah desa dan lintas sektor lainnya” ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakannya, Dinkes akan mendorong agar tempat-tempat yang dijadikan wahana permainan anak-anak untuk dapat juga membantu kita mendapatkan data tumbuh kembang anak, minimal pengukuran dan sebagainya.
“Kami berharap semoga nanti ada fasilitas untuk pengukuran di wahana bermain itu dan anak yang bermain membawa kartu KMS dapat diberikan potongan harga atau reward-reward lainnya” lanjutnya.
Percepatan penurunan stunting memerlukan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan dan mitra pembangunan sebagai upaya untuk mencapai target penurunan stunting menjadi 14% pada tahun 2024 (Perpres 72/2021).
“Penurunan stunting harus dilakukan melalui intervensi spesifik dan intervensi sensitif. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya Stunting pada balita adalah. dengan memenuhi kebutuhan nutrisi yang tepat,” pungkasnya. (AS)
Leave a Reply