Berbagai Upaya Dinkes Kutim Tanggulangi AIDS

Temankita.com, Samarinda- Hari AIDS Sedunia (HAS) yang diperingati setiap tanggal 1 Desember, menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang HIV/AIDS. Pada tahun 2023 ini, HAS mengusung tema “Let Communities Lead”, atau “Biarkan masyarakat yang Memimpin”. Tema ini mencerminkan pentingnya peran komunitas dalam penanggulangan HIV/AIDS.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyatakan, target Indonesia menuju three zero HIV/AIDS 2030 yakni zero infeksi baru HIV, zero kematian terkait AIDS dan zero stigma-diskriminasi. Sebagai bentuk dari komitmen tersebut, Kemenkes RI melakukan upaya penanggulangan HIV-AIDS dengan menempuh jalur cepat 95-95-95, artinya mencapai target indikator 95% estimasi Orang Dengan HIV (ODHIV) diketahui status HIV-nya, 95% ODHIV diobati dan 95% ODHIV yang diobati mengalami supresi virus. Dalam rangka mencapai target itu, Kementerian Kesehatan menerapkan strategi akselerasi Suluh yakni Temukan, Obati dan Pertahankan (STOP).

Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Kutim, telah melaksanakan upaya penanggulangan HIV-AIDS.

“Kami melakukan peningkatan SDM dari tenaga kesehatan, LSM penggiat HIV serta para ODHIV sendiri. Hal ini dilakukan untuk memperluas KIE pada masyarakat tentang HIV/AIDS serta pencegahannya,” ungkap Kadinkes Kutim Bahrani Hasanal melalui sambungan telepon seluler, kepada media ini Jumat (1/12/2023).

Selain itu, Dinkes Kutim juga memperluas Layanan Tes HIV atau VCT HIV, kegiatan ini dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih berrsama LSM baik di dalam gedung pelayanan maupun di luar gedung pelayanan. Layanan ini disebut juga dengan Mobile VCT HIV.

“Kami menambah layanan pengobatan HIV atau PDP HIV, pengobatan yang cepat, tepat serta terjangkau. Ini sangat berkorelasi mempengaruhi kepatuhan pasien HIV dalam pengobatan. Hal ini akan berpengaruh besar pada penekanan jumlah virus dalam tubuh ODHIV dan ini juga sangat berpengaruh pada proses penularan HIV dari ODHIV ke orang yang bukan ODHIV. Dengan pengobatan yang patuh, jumlah virus bisa ditekan sampai tidak lagi menularkan kepada orang lain atau Undetectable = Untransmittable (U=U). Oleh karena itu pengobatan yang patuh sangat mempengaruhi proses penularan HIV saat ini,” terangnya.

Dengan komitmen tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Kutim saat ini telah memiliki layanan Tes HIV di semua RS Pemerintah, 21 Pukesmas serta 3 RS Swasta.

“Sedangkan untuk Layanan Pengobatan HIV, Kabupaten Kutim baru memiliki 13 Layanan Pengobatan. Terdiri 1 RS Pemerintah, 9 Puskesmas serta 3 RS Swasta. Di mana semua layanan tersebut adalah Gratis,” ujarnya.

Salah satu komunitas HIV/AIDS di Kutim yang berperan aktif dalam penanggulangan HIV/AIDS adalah Yayasan Peduli AIDS Kutai Timur (YPAKT). YPAKT telah berdiri sejak tahun 2005 dan telah memberikan berbagai layanan kepada ODHIV, seperti layanan tes HIV, layanan pengobatan HIV, layanan konseling, layanan KIE, dan layanan dukungan sosial.

“Kami berharap masyarakat dapat lebih mendukung upaya penanggulangan HIV/AIDS, Kami juga berharap stigma dan diskriminasi terhadap ODHIV dapat dihilangkan,” harapnya.

Ia juga mengajak masyarakat untuk tidak takut dalam melakukan tes HIV. Tes HIV merupakan langkah awal untuk mencegah penularan HIV. (AR)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *