Kondom Kurang Diminati sebagai Kontrasepsi, Perempuan Jadi Penyokong Utama Program KB

Temankita.com, Samarinda- Kontrasepsi kondom kurang diminati oleh masyarakat Kutai Timur, Kalimantan Timur. Alhasil pengendalian populasi jumlah penduduk selanjutnya bergantung ada kaum Hawa. Hal ini diungkapkan Plt Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutim, Ronny Bonar, ketika diwawancarai media ini Minggu (3/12/23).

“Kalau pria lebih banyak kurang minat pada kontrasepsi, jadi lebih banyak perempuan yang menggunakan KB,” ungkap Ronny Bonar saat diwawancarai media ini di Kompleks Bukit Pelangi.

Ronny Bonar menjelaskan, berdasarkan data DPPKB Kutim, pada tahun 2023 ini jumlah akseptor KB aktif di Kutim mencapai 121.479 orang. Dari jumlah tersebut, 68,4% merupakan akseptor KB perempuan dan 31,6% merupakan akseptor KB laki-laki.

“Akseptor KB perempuan didominasi oleh akseptor KB IUD (intrauterine device) atau spiral,” terangnya.

Ronny Bonar menambahkan, program KB memiliki berbagai manfaat bagi masyarakat, baik dari segi kesehatan, ekonomi, maupun sosial. Dari segi kesehatan, program KB dapat mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan, komplikasi kehamilan dan penyakit menular seksual.

Dari segi ekonomi, program KB dapat membantu masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya. Hal ini karena dengan jumlah anak yang lebih sedikit, masyarakat dapat lebih fokus untuk bekerja dan meningkatkan pendapatannya.

Dari segi sosial, program KB dapat membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Hal ini karena dengan jumlah anak yang lebih sedikit, masyarakat dapat memberikan perhatian yang lebih optimal kepada anak-anaknya.

“Oleh karena itu, program KB merupakan program penting yang harus didukung oleh seluruh lapisan masyarakat,” tandas Ronny Bonar.

Menurut Ronny, ada beberapa faktor yang menyebabkan kondom kurang diminati oleh masyarakat Kutim. Faktor-faktor tersebut antara lain, masih kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan kondom sebagai alat kontrasepsi. Juga stigma negatif yang masih melekat pada penggunaan kondom, terutama di kalangan masyarakat pedesaan.

Ronny Bonar mengatakan, DPPKB Kutim akan terus berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penggunaan kondom sebagai alat kontrasepsi. DPPKB Kutim juga akan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan ketersediaan kondom di fasilitas kesehatan.

“Kami berharap, dengan upaya-upaya yang kami lakukan, penggunaan kondom sebagai alat kontrasepsi akan semakin meningkat di Kutim,” pungkas Ronny Bonar.(AR)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *