Temankita.com, Samarinda- Terkait upaya mengatasi banjir yang masih terjadi di sejumlah wilayah di Kota Samarinda, salah satunya di simpang empat Lembuswana, Wali Kota Samarinda Andi Harun berharap lapangan bola di Jalan Letnan Jenderal Suprapto (Vorvo) tetap diperuntukkan membantu menigkatkan daya dukung pengendalian banjir.
“Misalkan dijadikan kolam, kalau sudah jadi kolam untuk pengendalian banjir lalu di atas kolamnya mau dijadikan apa terserah,” ucap Andi Harun kepada awak media Kamis (4/1/2024).
Andi Harun mengatakan Pemerintah Kota tidak kaku, yang terpenting kawasan tersebut tetap berfungsi sekaligus sebagai pengendali banjir.
“Karena kawasan tersebut tidak banyak lagi yang bisa dialihkan untuk menjadi resapan, seiring berkembangnya pembangunan dan bertambahnya populasi hingga meningkatnya kegiatan pembangunan baik dari pihak swasta maupun pemerintah,” jelasnya.
Andi Harun menyebut jika langsung ditimbun diatasnya, hal itu akan berdampak menimbulkan sejumlah permasalahan, seperti masalah parkir, banjir dan sebagainya.
“Kita bukan persoalkan mendirikan atau membangun minisoccer tapi kawasan itu harus tetap menjadi kawasan pengendali banjir,” ucapnya.
Untuk masalah ini, Andi Harun menyebut suatu saat akan duduk satu meja membahas terkait rencana pembangunan kolam pengendali banjir.
“Karena amanat masyarakat khususnya warga sekitar kepada kami selaku Pemkot, mereka berharap jangan dibuka minisoccer karena keluhannya bertahun-tahun mengalami genangan air, genangan air bisa sampai ke RSUD Abdul Wahab Syahrani, Jalan Ramania, Jalan Sawo dan lokasi di sekitar rencana dibuat kolam pengendali banjir tersebut,” urainya.
“Kawasan yang terbuka belum terjadi apa-apa ya kawasam sepak bola itu, disampingnya juga sudah ada dibangun oleh provinsi jugakan yakni kolam,” timpal Andi Harun.
Ia menyebut, sektor Jalan Dokter Sutomo sudah dibenahi, Sektor simpang empat Lembuswana juga telah dibenahi dan pembuatan kolam pengendali banjir tentu semakin menguatkan posisi simpang empat Lembuswana dan sekitarnya menjadi kawasan bebas banjir.
“Kemarin saya kaget, Lembuswana banjir, kemudian saya telepon Kabid SDA dan dicek ternyata pintu yang kami buat di jembatan Ruhui Rahayu ada orang iseng menutupnya dan ketika dibuka sekitar satu jam air langsung surut. Artinya untuk pengendalian banjir di simpang empat Lembuswana sudah termasuk berhasil dan kita akan fokus ke sektor-sektor yang akan kita benahi untuk memantapkan pengendalian banjir di lokasi tersebut,” pungkas AH. (AR)
Leave a Reply