Temankita.com, Samarinda-Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaaj (Disdikbud) Kaltim terus mendorong kreativitas siswa melalui berbagai inisiatif berbasis digital.
Hal itu disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdikbud Kaltim Irhamsyah, yang mengungkapkan pentingnya digitalisasi di dunia pendidikan, terutama di tingkat SMA dan SMK.
Menurutnya, era digital tidak bisa dihindari, dan anak-anak sudah sangat terpapar dengan teknologi. Oleh karena itu, pemerintah provinsi Kaltim terus berupaya mendorong kreativitas siswa melalui berbagai inisiatif berbasis digital.
“Kemarin kami menyampaikan terkait digitalisasi untuk SMA dan SMK di Kaltim. Di era ini, anak-anak kita sudah sangat terkontaminasi oleh perkembangan digital. Maka, kami berinisiatif untuk mendorong diadakannya even lomba pembuatan game lokal yang mengangkat kearifan lokal Kaltim,” ucapnya.
Irhamsyah melanjutkan, langkah ini bertujuan untuk memancing kreativitas anak-anak dalam menciptakan produk digital yang berkaitan dengan budaya lokal. Beberapa sekolah di Grogot, Balikpapan dan Berau sudah mulai menggerakkan inisiatif ini, dengan tujuan agar siswa dapat menciptakan game yang mengangkat elemen budaya lokal seperti petualangan di hutan Kalimantan, hewan endemik seperti bekantan dan kisah-kisah lokal lainnya.
“Kami ingin ada konten lokal di dalam game tersebut, misalnya tentang petualangan di Mahakam, atau hewan khas Kaltim. Anak-anak kita diminta untuk berkreasi sebebas mungkin, tetapi tetap mengangkat nilai-nilai budaya lokal,” lanjutnya.
Inisiatif ini sejalan dengan Gerakan Indonesia Main yang sebelumnya diluncurkan oleh Menteri Pariwisata bersama dengan Menteri Dalam Negeri. Gerakan ini bertujuan untuk mendorong perkembangan industri game lokal di Indonesia.
Irhamsyah berharap, tahun depan lomba pembuatan game lokal ini dapat terlaksana di seluruh SMA dan SMK di Kaltim, sehingga siswa dapat menghasilkan karya digital berbasis kearifan lokal.
“Kemarin Menparekraf juga menyebutkan bahwa ada game anak Indonesia yang dibeli oleh luar negeri, lalu dijual kembali di Indonesia. Ini kan luar biasa. Kenapa tidak kita dorong anak- anak kita untuk menciptakan game lokal yang berkualitas, apalagi jika mengandung unsur kearifan lokal?” sebutnya.
Selain itu, Irhamsyah juga menekankan pentingnya evaluasi terkait penerapan akun Belajar Merdeka. Program ini memungkinkan siswa dan guru memanfaatkan aplikasi-aplikasi digital dalam pembelajaran.
“Kami sudah meluncurkan bantuan bandwidth ke sekitar 100.000 sekolah, agar mereka bisa lebih mudah mengakses pembelajaran digital,” jelasnya.
Dengan langkah-langkah ini, Irhamsyah berharap dunia pendidikan di Kaltim mampu memanfaatkan teknologi digital secara maksimal, bukan hanya untuk pembelajaran, tetapi juga untuk menumbuhkan inovasi dan kreativitas di kalangan siswa.
“Di era globalisasi ini, kita tidak bisa menutup mata terhadap derasnya arus digitalisasi. Justru, kita harus memanfaatkannya dengan bijak, terutama untuk memajukan anak-anak kita,” tutupnya.(AR)
Leave a Reply