Temankita.com, Samarinda-Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan menjadi salah satu Pemerintah di Indonesia yang menerima Penghargaan Implementasi Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dari Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (Adinkes).
Pjs Wali Kota Balikpapan, Ahmad Muzakkir mengatakan, penghargaan tersebut telah diterima Pemkot Balikpapan pada kegiatan Pentaloka Nasional Adinkes 2024, dalam penanggulangan stunting, implementasi KTR sendiri adalah pencegahan dengue cost and tarif laboratorium kesehatan masyarakat, Rekam Medik Elektronik (RME) dan pengendalian hipertensi, di Yogyakarta, kemarin.
Dan Pemkot Balikpapan menjadi satu-satunya kabupaten dan kota di Kaltim yang mendapatkan penghargaan Implementasi KTR tersebut.
“Ini adalah buah kerja keras dari seluruh jajaran Pemerintah Kota Balikpapan, sebagai tindak lanjut dari Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3 tahun 2018 tentang kawasan sehat tanpa rokok. Saya berbangga atas apresiasi yang diperoleh. Tentu kita ingin ke depan jauh lebih baik, terutama dalam hal penerapan, evaluasi monitoring yang sangat penting,” jelasnya, Rabu (6/11/2024).
Dijekaskannya, dalam Perda tersebut, sudah diatur kawasan yang menjadi lokus dari penerapannya. Perda menyesuaikan dengan kondisi, baik dari kawasan maupun jenis rokok yang beredar saat ini. “Yang menjadi tantangan kita adalah bagaimana monitoring dan evaluasi sekaligus peningkatan kawasan, peningkatan kesehatan masyarakat sebagai dampak dari rokok itu sendiri,” ucapnya.
Kepala Dinas Kesehatan Balikpapan Alwiati menambahkan, Balikpapan sudah punya Perda Nomor 3 tahun 2018 tentang kawasan sehat tanpa rokok. Hal itu sebagai upaya untuk mencegah perokok pemula, agar tidak meningkat. Pasalnya, perokok pemula itu semakin meningkat akhir-akhir ini terutama pada pengguna rokok elektrik. Perda KTR ini penting sekali dilaksanakan, karena ini sangat erat kaitannya dengan upaya untuk menurunkan stunting di Balikpapan.
“Angka kesakitan tuberkulosis cukup tinggi di Balikpapan, karena memang perokok kita juga masih banyak. Dari hasil kunjungan rumah yang dilakukan dalam program Indonesia sehat, salah satu yang masih raport merah kita adalah perokok ” ucapnya.(AR)
Leave a Reply