Kaltim Nomor 3 Nasional Kasus PTM

Temankita.com, Samarinda-Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menyebutkan bahwa Kaltim berada dalam peringkat 5 besar tingkat penyakit tidak menular (PTM) di Indonesia.

Dalam kegiatan Rakor Teknis Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Senin (18/11/2024), Plt Sekretaris Dinkes Kaltim Setyo Budi Basuki menyebutkan terkait tingginya tingkat PTM ini karena gejala penyakit yang tidak dapat dirasakan secara langsung, sehingga PTM yang dimiliki terlanjur di tahap parah dan harus segera direhabilitasi.

“Kalau PTM ini kan sering kali kita terlambat menyadarinya, karena respon terhadap tubuh kita seringkali tidak bisa dideteksi dengan baik,” ucapnya.

Ia menjelaskan, kasus PTM yang paling banyak terdapat di Kaltim adalah penyakit jantung, hipertensi dan kanker. Tingginya angka obesitas di Kaltim juga mempengaruhi faktor risiko terkenanya PTM. Hal ini dikarenakan porsi makanan yang masuk ke dalam tubuh dengan energi yang digunakan tidak seimbang.

Oleh karena itu, kelebihan energi yang seharusnya digunakan, menjadi lemak yang menumpuk di dalam tubuh dan menjadi faktor risiko yang besar untuk terkena PTM.

Basuki juga menjelaskan bahwa edukasi mengenai gaya hidup sehat juga terus digencarkan kepada masyarakat. Salah satu langkah preventif yang dilakukan adalah dengan melakukan screening kesehatan kepada masyarakat di semua kabupaten dan kota yang ada di Kaltim.

“Jadi ada dilakukan kegiatan screening yang pemeriksaan berkala dengan tes sederhana saja untuk melihat apakah gula darah, tensi dan kolesterolnya masih pada batas yang normal,” sampainya.

Menyinggung kanker serviks, ia menjelaskan penyakit ini merupakan kanker dengan tingkat kasus paling banyak di Kaltim. Dinkes terus melakukan upaya untuk mendeteksi penyakit ini di antaranya melakukan screening IVA test kepada para ibu serta pemberian vaksinasi HPV kepada anak-anak di Sekolah Dasar sebagai langkah preventif untuk mencegah terkena kanker ketika dewasa nantinya.

Harapannya, masyarakat Kaltim ke depannya dapat lebih terdorong untuk melakukan deteksi secara dini mengenai PTM agar dapat mengetahui gejala lebih awal dan mengurangi risiko penyakit yang lebih parah nantinya, sehingga angka kasus PTM di Kaltim dapat menurun dan terciptanya masyarakat yang sehat dan bugar.(AR)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *